Sabtu, 26 Maret 2011
Agar Pernikahan Membawa Berkah
Diposting oleh kitieharjanto di 21.03
iseng baca2, trnyata berat jg isinya.hmm tg positifnya menikah.intinya ada 7 tips agar menikah itu membawa berkah,
1. Meluruskan niat/motivasi
2. Sikap saling terbuka
3. Sikap toleran
4. Komunikasi
5. Sabar dan Syukur
6. Sikap yang santun dan bijak
7. Kuatnya hubungan dengan Allah
berikut penjelasannya yg q kopi dr wirausahapesantren.blogspot.com
dakwatuna.com - Di saat seseorang melaksanakan aqad pernikahan, maka ia akan mendapatkan banyak ucapan do’a dari para undangan dengan do’a keberkahan sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW; “Semoga Allah memberkahimu, dan menetapkan keberkahan atasmu, dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.” Do’a ini sarat dengan makna yang mendalam, bahwa pernikahan seharusnya akan mendatangkan banyak keberkahan bagi pelakunya. Namun kenyataannya, kita mendapati banyak fenomena yang menunjukkan tidak adanya keberkahan hidup berumah tangga setelah pernikahan, baik di kalangan masyarakat umum maupun di kalangan keluarga du’at (kader dakwah). Wujud ketidakberkahan dalam pernikahan itu bisa dilihat dari berbagai segi, baik yang bersifat materil ataupun non materil.
Munculnya berbagai konflik dalam keluarga tidak jarang berawal dari permasalahan ekonomi. Boleh jadi ekonomi keluarga yang selalu dirasakan kurang kemudian menyebabkan menurunnya semangat beramal/beribadah. Sebaliknya mungkin juga secara materi sesungguhnya sangat mencukupi, akan tetapi melimpahnya harta dan kemewahan tidak membawa kebahagiaan dalam pernikahannya.
Seringkali kita juga menemui kenyataan bahwa seseorang tidak pernah berkembang kapasitasnya walau pun sudah menikah. Padahal seharusnya orang yang sudah menikah kepribadiannya makin sempurna; dari sisi wawasan dan pemahaman makin luas dan mendalam, dari segi fisik makin sehat dan kuat, secara emosi makin matang dan dewasa, trampil dalam berusaha, bersungguh-sungguh dalam bekerja, dan teratur dalam aktifitas kehidupannya sehingga dirasakan manfaat keberadaannya bagi keluarga dan masyarakat di sekitarnya.
Realitas lain juga menunjukkan adanya ketidakharmonisan dalam kehidupan keluarga, sering muncul konflik suami isteri yang berujung dengan perceraian. Juga muncul anak-anak yang terlantar (broken home) tanpa arahan sehingga terperangkap dalam pergaulan bebas dan narkoba. Semua itu menunjukkan tidak adanya keberkahan dalam kehidupan berumah tangga.
Memperhatikan fenomena kegagalan dalam menempuh kehidupan rumah tangga sebagaimana tersebut di atas, sepatutnya kita melakukan introspeksi (muhasabah) terhadap diri kita, apakah kita masih konsisten (istiqomah) dalam memegang teguh rambu-rambu berikut agar tetap mendapatkan keberkahan dalam meniti hidup berumah tangga ?
1. Meluruskan niat/motivasi (Ishlahun Niyat)
Motivasi menikah bukanlah semata untuk memuaskan kebutuhan biologis/fisik. Menikah merupakan salah satu tanda kebesaran Allah SWT sebagaimana diungkap dalam Alqur’an (QS. Ar Rum:21), sehingga bernilai sakral dan signifikan. Menikah juga merupakan perintah-Nya (QS. An-Nur:32) yang berarti suatu aktifitas yang bernilai ibadah dan merupakan Sunnah Rasul dalam kehidupan sebagaimana ditegaskan dalam salah satu hadits : ”Barangsiapa yang dimudahkan baginya untuk menikah, lalu ia tidak menikah maka tidaklah ia termasuk golonganku” (HR.At-Thabrani dan Al-Baihaqi). Oleh karena nikah merupakan sunnah Rasul, maka selayaknya proses menuju pernikahan, tata cara (prosesi) pernikahan dan bahkan kehidupan pasca pernikahan harus mencontoh Rasul. Misalnya saat hendak menentukan pasangan hidup hendaknya lebih mengutamakan kriteria ad Dien (agama/akhlaq) sebelum hal-hal lainnya (kecantikan/ketampanan, keturunan, dan harta); dalam prosesi pernikahan (walimatul ‘urusy) hendaknya juga dihindari hal-hal yang berlebihan (mubadzir), tradisi yang menyimpang (khurafat) dan kondisi bercampur baur (ikhtilath). Kemudian dalam kehidupan berumah tangga pasca pernikahan hendaknya berupaya membiasakan diri dengan adab dan akhlaq seperti yang dicontohkan Rasulullah saw.
Menikah merupakan upaya menjaga kehormatan dan kesucian diri, artinya seorang yang telah menikah semestinya lebih terjaga dari perangkap zina dan mampu mengendalikan syahwatnya. Allah SWT akan memberikan pertolong-an kepada mereka yang mengambil langkah ini; “ Tiga golongan yang wajib Aku (Allah) menolongnya, salah satunya adalah orang yang menikah karena ingin menjaga kesucian dirinya.” (HR. Tarmidzi)
Menikah juga merupakan tangga kedua setelah pembentukan pribadi muslim (syahsiyah islamiyah) dalam tahapan amal dakwah, artinya menjadikan keluarga sebagai ladang beramal dalam rangka membentuk keluarga muslim teladan (usrah islami) yang diwarnai akhlak Islam dalam segala aktifitas dan interaksi seluruh anggota keluarga, sehingga mampu menjadi rahmatan lil ‘alamin bagi masyarakat sekitarnya. Dengan adanya keluarga-keluarga muslim pembawa rahmat diharapkan dapat terwujud komunitas dan lingkungan masyarakat yang sejahtera.
2. Sikap saling terbuka (Mushorohah)
Secara fisik suami isteri telah dihalalkan oleh Allah SWT untuk saling terbuka saat jima’ (bersenggama), padahal sebelum menikah hal itu adalah sesuatu yang diharamkan. Maka hakikatnya keterbukaan itu pun harus diwujudkan dalam interaksi kejiwaan (syu’ur), pemikiran (fikrah), dan sikap (mauqif) serta tingkah laku (suluk), sehingga masing-masing dapat secara utuh mengenal hakikat kepribadian suami/isteri-nya dan dapat memupuk sikap saling percaya (tsiqoh) di antara keduanya.
Hal itu dapat dicapai bila suami/isteri saling terbuka dalam segala hal menyangkut perasaan dan keinginan, ide dan pendapat, serta sifat dan kepribadian. Jangan sampai terjadi seorang suami/isteri memendam perasaan tidak enak kepada pasangannya karena prasangka buruk, atau karena kelemahan/kesalahan yang ada pada suami/isteri. Jika hal yang demikian terjadi hal yang demikian, hendaknya suami/isteri segera introspeksi (bermuhasabah) dan mengklarifikasi penyebab masalah atas dasar cinta dan kasih sayang, selanjutnya mencari solusi bersama untuk penyelesaiannya. Namun apabila perasaan tidak enak itu dibiarkan maka dapat menyebabkan interaksi suami/isteri menjadi tidak sehat dan potensial menjadi sumber konflik berkepanjangan.
3. Sikap toleran (Tasamuh)
Dua insan yang berbeda latar belakang sosial, budaya, pendidikan, dan pengalaman hidup bersatu dalam pernikahan, tentunya akan menimbulkan terjadinya perbedaan-perbedaan dalam cara berfikir, memandang suatu permasalahan, cara bersikap/bertindak, juga selera (makanan, pakaian, dsb). Potensi perbedaan tersebut apabila tidak disikapi dengan sikap toleran (tasamuh) dapat menjadi sumber konflik/perdebatan. Oleh karena itu masing-masing suami/isteri harus mengenali dan menyadari kelemahan dan kelebihan pasangannya, kemudian berusaha untuk memperbaiki kelemahan yang ada dan memupuk kelebihannya. Layaknya sebagai pakaian (seperti yang Allah sebutkan dalam QS. Albaqarah:187), maka suami/isteri harus mampu mem-percantik penampilan, artinya berusaha memupuk kebaikan yang ada (capacity building); dan menutup aurat artinya berupaya meminimalisir kelemahan/kekurangan yang ada.
Prinsip “hunna libasullakum wa antum libasullahun (QS. 2:187) antara suami dan isteri harus selalu dipegang, karena pada hakikatnya suami/isteri telah menjadi satu kesatuan yang tidak boleh dipandang secara terpisah. Kebaikan apapun yang ada pada suami merupakan kebaikan bagi isteri, begitu sebaliknya; dan kekurangan/ kelemahan apapun yang ada pada suami merupakan kekurangan/kelemahan bagi isteri, begitu sebaliknya; sehingga muncul rasa tanggung jawab bersama untuk memupuk kebaikan yang ada dan memperbaiki kelemahan yang ada.
Sikap toleran juga menuntut adanya sikap mema’afkan, yang meliputi 3 (tiga) tingkatan, yaitu: (1) Al ‘Afwu yaitu mema’afkan orang jika memang diminta, (2) As-Shofhu yaitu mema’afkan orang lain walaupun tidak diminta, dan (3) Al-Maghfirah yaitu memintakan ampun pada Allah untuk orang lain. Dalam kehidupan rumah tangga, seringkali sikap ini belum menjadi kebiasaan yang melekat, sehingga kesalahan-kesalahan kecil dari pasangan suami/isteri kadangkala menjadi awal konflik yang berlarut-larut. Tentu saja “mema’afkan” bukan berarti “membiarkan” kesalahan terus terjadi, tetapi mema’afkan berarti berusaha untuk memberikan perbaikan dan peningkatan.
4. Komunikasi (Musyawarah)
Tersumbatnya saluran komunikasi suami-isteri atau orang tua-anak dalam kehidupan rumah tangga akan menjadi awal kehidupan rumah tangga yang tidak harmonis. Komunikasi sangat penting, disamping akan meningkatkan jalinan cinta kasih juga menghindari terjadinya kesalahfahaman.
Kesibukan masing-masing jangan sampai membuat komunikasi suami-isteri atau orang tua-anak menjadi terputus. Banyak saat/kesempatan yang bisa dimanfaatkan, sehingga waktu pertemuan yang sedikit bisa memberikan kesan yang baik dan mendalam yaitu dengan cara memberikan perhatian (empati), kesediaan untuk mendengar, dan memberikan respon berupa jawaban atau alternatif solusi. Misalnya saat bersama setelah menunaikan shalat berjama’ah, saat bersama belajar, saat bersama makan malam, saat bersama liburan (rihlah), dan saat-saat lain dalam interaksi keseharian, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan sarana telekomunikasi berupa surat, telephone, email, dsb.
Alqur’an dengan indah menggambarkan bagaimana proses komunikasi itu berlangsung dalam keluarga Ibrahim As sebagaimana dikisahkan dalam QS.As-Shaaffaat:102, yaitu : “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata; Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu, Ia menjawab; Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
Ibrah yang dapat diambil dalam kisah tersebut adalah adanya komunikasi yang timbal balik antara orang tua-anak, Ibrahim mengutarakan dengan bahasa dialog yaitu meminta pendapat pada Ismail bukan menetapkan keputusan, adanya keyakinan kuat atas kekuasaan Allah, adanya sikap tunduk/patuh atas perintah Allah, dan adanya sikap pasrah dan tawakkal kepada Allah; sehingga perintah yang berat dan tidak logis tersebut dapat terlaksana dengan kehendak Allah yang menggantikan Ismail dengan seekor kibas yang sehat dan besar.
5. Sabar dan Syukur
Allah SWT mengingatkan kita dalam Alqur’an surat At Taghabun ayat 14: ”Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka. Dan jika kamu mema’afkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Peringatan Allah tersebut nyata dalam kehidupan rumah tangga dimana sikap dan tindak tanduk suami/istri dan anak-anak kadangkala menunjukkan sikap seperti seorang musuh, misalnya dalam bentuk menghalangi-halangi langkah dakwah walaupun tidak secara langsung, tuntutan uang belanja yang nilainya di luar kemampuan, menuntut perhatian dan waktu yang lebih, prasangka buruk terhadap suami/isteri, tidak merasa puas dengan pelayanan/nafkah yang diberikan isteri/suami, anak-anak yang aktif dan senang membuat keributan, permintaan anak yang berlebihan, pendidikan dan pergaulan anak, dan sebagainya. Jika hal-hal tersebut tidak dihadapi dengan kesabaran dan keteguhan hati, bukan tidak mungkin akan membawa pada jurang kehancuran rumah tangga.
Dengan kesadaran awal bahwa isteri dan anak-anak dapat berpeluang menjadi musuh, maka sepatutnya kita berbekal diri dengan kesabaran. Merupakan bagian dari kesabaran adalah keridhaan kita menerima kelemahan/kekurangan pasangan suami/isteri yang memang diluar kesang-gupannya. Penerimaan terhadap suami/isteri harus penuh sebagai satu “paket”, dia dengan segala hal yang melekat pada dirinya, adalah dia yang harus kita terima secara utuh, begitupun penerimaan kita kepada anak-anak dengan segala potensi dan kecenderungannya. Ibaratnya kesabaran dalam kehidupan rumah tangga merupakan hal yang fundamental (asasi) untuk mencapai keberkahan, sebagaimana ungkapan bijak berikut:“Pernikahan adalah Fakultas Kesabaran dari Universitas Kehidupan”. Mereka yang lulus dari Fakultas Kesabaran akan meraih banyak keberkahan.
Syukur juga merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan berumah tangga. Rasulullah mensinyalir bahwa banyak di antara penghuni neraka adalah kaum wanita, disebabkan mereka tidak bersyukur kepada suaminya.
Mensyukuri rezeki yang diberikan Allah lewat jerih payah suami seberapapun besarnya dan bersyukur atas keadaan suami tanpa perlu membanding-bandingkan dengan suami orang lain, adalah modal mahal dalam meraih keberkahan; begitupun syukur terhadap keberadaan anak-anak dengan segala potensi dan kecenderungannya, adalah modal masa depan yang harus dipersiapkan.
Dalam keluarga harus dihidupkan semangat “memberi” kebaikan, bukan semangat “menuntut” kebaikan, sehingga akan terjadi surplus kebaikan. Inilah wujud tambahnya kenikmatan dari Allah, sebagaimana firmannya: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (QS. Ibrahim:7).
Mensyukuri kehadiran keturunan sebagai karunia Allah, harus diwujudkan dalam bentuk mendidik mereka dengan pendidikan Rabbani sehingga menjadi keturunan yang menyejukkan hati. Keturunan yang mampu mengemban misi risalah dien ini untuk masa mendatang, maka jangan pernah bosan untuk selalu memanjatkan do’a:
Ya Rabb kami karuniakanlah kami isteri dan keturunan yang sedap dipandang mata, dan jadikanlah kami pemimpin orang yang bertaqwa.
Ya Rabb kami karuniakanlah kami anak-anak yang sholeh.
Ya Rabb kami karuniakanlah kami dari sisi Engkau keturunan yang baik.
Ya Rabb kami karuniakanlah kami dari sisi Engkau keturunan yang Engkau Ridha-i.
Ya Rabb kami jadikanlah kami dan keturunan kami orang yang mendirikan shalat.
Do’a diatas adalah ungkapan harapan para Nabi dan Rasul tentang sifat-sifat (muwashshofat) ketuturunan (dzurriyaat) yang diinginkan, sebagaimana diabadikan Allah dalam Alqur’an (QS. Al-Furqon:74; QS. Ash-Shaafaat:100 ; QS.Al-Imran:38; QS. Maryam: 5-6; dan QS. Ibrahim:40). Pada intinya keturun-an yang diharapkan adalah keturunan yang sedap dipandang mata (Qurrota a’yun), yaitu keturunan yang memiliki sifat penciptaan jasad yang sempurna (thoyyiba), ruhaniyah yang baik (sholih), diridhai Allah karena misi risalah dien yang diperjuangkannya (wali radhi), dan senantiasa dekat dan bersama Allah (muqiimash-sholat).
Demikianlah hendaknya harapan kita terhadap anak, agar mereka memiliki muwashofaat tersebut, disamping upaya (ikhtiar) kita memilihkan guru/sekolah yang baik, lingkungan yang sehat, makanan yang halal dan baik (thoyyib), fasilitas yang memadai, keteladanan dalam keseharian, dsb; hendaknya kita selalu memanjatkan do’a tersebut.
6. Sikap yang santun dan bijak (Mu’asyarah bil Ma’ruf)
Merawat cinta kasih dalam keluarga ibaratnya seperti merawat tanaman, maka pernikahan dan cinta kasih harus juga dirawat agar tumbuh subur dan indah, diantaranya dengan mu’asyarah bil ma’ruf. Rasulullah saw menyatakan bahwa : “Sebaik-baik orang diantara kamu adalah orang yang paling baik terhadap isterinya, dan aku (Rasulullah) adalah orang yang paling baik terhadap isteriku.” (HR.Thabrani & Tirmidzi)
Sikap yang santun dan bijak dari seluruh anggota keluarga dalam interaksi kehidupan berumah tangga akan menciptakan suasana yang nyaman dan indah. Suasana yang demikian sangat penting untuk perkembangan kejiwaan (maknawiyah) anak-anak dan pengkondisian suasana untuk betah tinggal di rumah.
Ungkapan yang menyatakan “Baiti Jannati” (Rumahku Syurgaku) bukan semata dapat diwujudkan dengan lengkapnya fasilitas dan luasnya rumah tinggal, akan tetapi lebih disebabkan oleh suasana interaktif antara suami-isteri dan orang tua-anak yang penuh santun dan bijaksana, sehingga tercipta kondisi yang penuh keakraban, kedamain, dan cinta kasih.
Sikap yang santun dan bijak merupakan cermin dari kondisi ruhiyah yang mapan. Ketika kondisi ruhiyah seseorang labil maka kecenderungannya ia akan bersikap emosional dan marah-marah, sebab syetan akan sangat mudah mempengaruhinya. Oleh karena itu Rasulullah saw mengingatkan secara berulang-ulang agar jangan marah (Laa tagdlob). Bila muncul amarah karena sebab-sebab pribadi, segeralah menahan diri dengan beristigfar dan mohon perlindungan Allah (ta’awudz billah), bila masih merasa marah hendaknya berwudlu dan mendirikan shalat. Namun bila muncul marah karena sebab orang lain, berusahalah tetap menahan diri dan berilah ma’af, karena Allah menyukai orang yang suka mema’afkan. Ingatlah, bila karena sesuatu hal kita telanjur marah kepada anak/isteri/suami, segeralah minta ma’af dan berbuat baiklah sehingga kesan (atsar) buruk dari marah bisa hilang. Sesungguhnya dampak dari kemarahan sangat tidak baik bagi jiwa, baik orang yang marah maupun bagi orang yang dimarahi.
7. Kuatnya hubungan dengan Allah (Quwwatu shilah billah)
Hubungan yang kuat dengan Allah dapat menghasilkan keteguhan hati (kemapanan ruhiyah), sebagaimana Allah tegaskan dalam QS. Ar-Ra’du:28. “Ketahuilah dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenang”. Keberhasilan dalam meniti kehidupan rumah tangga sangat dipengaruhi oleh keteguhan hati/ketenangan jiwa, yang bergantung hanya kepada Allah saja (ta’alluq billah). Tanpa adanya kedekatan hubungan dengan Allah, mustahil seseorang dapat mewujudkan tuntutan-tuntutan besar dalam kehidupan rumah tangga. Rasulullah saw sendiri selalu memanjatkan do’a agar mendapatkan keteguhan hati: “Yaa muqollibal quluub tsabbit qolbiy ‘alaa diinika wa’ala thoo’atika” (wahai yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku untuk tetap konsisten dalam dien-Mu dan dalam menta’ati-Mu).
Keteguhan hati dapat diwujudkan dengan pendekatan diri kepada Allah (taqarrub ila Allah), sehingga ia merasakan kebersamaan Allah dalam segala aktifitasnya (ma’iyatullah) dan selalu merasa diawasi Allah dalam segenap tindakannya (muraqobatullah). Perasaan tersebut harus dilatih dan ditumbuhkan dalam lingkungan keluarga, melalui pembiasaan keluarga untuk melaksanakan ibadah nafilah secara bertahap dan dimutaba’ah bersama, seperti : tilawah, shalat tahajjud, shaum, infaq, do’a, ma’tsurat, dll. Pembiasaan dalam aktifitas tersebut dapat menjadi sarana menjalin keakraban dan persaudaraan (ukhuwah) seluruh anggota keluarga, dan yang penting dapat menjadi sarana mencapai taqwa dimana Allah swt menjamin orang-orang yang bertaqwa, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Ath-Thalaaq: 2-3.
“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan bagi-nya jalan keluar (solusi) dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupi (keperluan) nya.”
Wujud indahnya keberkahan keluarga
Keberkahan dari Allah akan muncul dalam bentuk kebahagiaan hidup berumah tangga, baik kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Kebahagiaan di dunia, boleh jadi tidak selalu identik dengan kehidupan yang mewah dengan rumah dan perabotan yang serba lux. Hati yang selalu tenang (muthma’innah), fikiran dan perasaan yang selalu nyaman adalah bentuk kebahagiaan yang tidak bisa digantikan dengan materi/kemewahan.
Kebahagiaan hati akan semakin lengkap jika memang bisa kita sempurnakan dengan 4 (empat) hal seperti dinyatakan oleh Rasulullah, yaitu : (1) Isteri yang sholihah, (2) Rumah yang luas, (3) Kendaraan yang nyaman, dan (4) Tetangga yang baik.
Kita bisa saja memanfaatkan fasilitas rumah yang luas dan kendaraan yang nyaman tanpa harus memiliki, misalnya di saat-saat rihlah, safar, silaturahmi, atau menempati rumah dan kendaraan dinas. Paling tidak keterbatasan ekonomi yang ada tidak sampai mengurangi kebahagiaan yang dirasakan, karena pemilik hakiki adalah Allah swt yang telah menyediakan syurga dengan segala kenikmatan yang tak terbatas bagi hamba-hamba-Nya yang bertaqwa, dan menjadikan segala apa yang ada di dunia ini sebagai cobaan.
Kebahagiaan yang lebih penting adalah kebahagiaan hidup di akhirat, dalam wujud dijauhkannya kita dari api neraka dan dimasukkannya kita dalam syurga. Itulah hakikat sukses hidup di dunia ini, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Imran : 185
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan kedalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
Selanjutnya alangkah indahnya ketika Allah kemudian mhttp://www.blogger.com/img/blank.gifemanggil dan memerintahkan kita bersama-sama isteri/suami dan anak-anak untuk masuk kedalam syurga; sebagaimana dikhabarkan Allah dengan firman-Nya:
“Masuklah kamu ke dalam syurga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan”. (QS, Az-Zukhruf:70)
“Dan orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami hubungkan (pertemukan) anak cucu mereka dengan mereka (di syurga), dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. (QS. Ath-Thuur:21).
Inilah keberkahan yang hakiki.
kitie
Baca Selengkapnya...
Label: campur
Jumat, 18 Maret 2011
selamanya by dewasa (dewa esa)
Diposting oleh kitieharjanto di 23.22
Di hatimu tlah ku naungkan cinta
labuhkan rindu yg slalu tercipta utk dirimu
dan tanpamu ku yakin berat untuk ku
melangkahkan kaki melewati sepi
kini ragamu tertidur abadi
hanya jejakmu yg menyisakan sepi
air mata ini tak kan pernah mampu untuk
bangunkan dirimu dr tidur panjangmu
namun ku yakin kau di sana
surga tempatmu berada selamanya
aku tau kau di sana tersenyum
bercanda dengan bidadari surga
Baca Selengkapnya...
Label: video
pengabaian itu pedih
Diposting oleh kitieharjanto di 23.17
Ooh … engkau sedang bersedih hati?
Hmm …
memang pengabaian itu pedih,
tapi jika dalam hening
engkau memperhatikan rasa hatimu,
sesungguhnya rasa sedih itu nikmat,
yang nikmatnya mencandui.
Maka berhati-hatilah engkau
di dalam kesedihanmu.
Kesedihanmu itu adalah rasa
yang seharusnya mendewasakanmu,
dan yang menjadikanmu lebih bijak,
bukan penurun kelasmu sebagai manusia.
Mario Teguh
Baca Selengkapnya...
Label: Mario Teguh
Kamis, 17 Maret 2011
FAKTA tentang WANITA
Diposting oleh kitieharjanto di 21.28
FAKTA tentang WANITA
1. Bila seorang wanita mengatakan dia sedang bersedih, tetapi dia tidak meneteskan airmata,itu berarti dia sedang menangis di dalam hatinya.
2. Bila dia tidak menghiraukan kamu setelah kamu menyakiti hatinya,lebih baik kamu beri dia waktu untuk menenangkan hatinya sebelum kamu menegur dengan ucapan maaf.
3. Wanita sulit untuk mencari sesuatu yang dia benci tentang orang yang paling dia sayang (karena itu banyak wanita yang patah hati bila hubungannya putus di tengah jalan).
4. Jika sorang wanita jatuh cinta dengan seorang lelaki, lelaki itu akan sentiasa ada di pikirannya walaupun ketika dia sedang dengan lelaki lain.
5. Bila lelaki yang dia cintai merenung tajam ke dalam matanya,dia akan cair seperti coklat!!
6. Wanita memang menyukai pujian tetapi selalu tidak tahu cara menerima pujian.
7. Jika kamu tidak suka dengan gadis yang menyukai kamu setengah mati, tolak cintanya dengan lembut, jangan kasar karena ada satu semangat dalam diri wanita yang kamu tak akan tahu bila dia telah membuat keputusan, dia akan melakukan apa saja.
8. Jika seorang gadis sedang menjauhkan diri darimu setelah kamu tolak cintanya, biarkan dia untuk seketika. Jika kamu masih ingin menganggap dia seorang kawan, cobalah tegur dia perlahan-lahan.
9. Wanita suka meluahkan apa yang mereka rasa. Musik, puisi,lukisan dan tulisan adalah cara termudah mereka meluahkan isi hati mereka.
10. Jangan sesekali beritahu kepada perempuan tentang apa yang membuat mereka langsung merasa tak berguna.
11. Bersikap terlalu serius bisa mematikan mood wanita.
12. Bila pertama kali lelaki yang dicintainya sedang diam memberikan respon positif, misalnya menghubunginya melalui telepon, si gadis akan bersikap acuh tak acuh seolah-olah tidak berminat, tetapi sebenarnya dia akan berteriak senang dan tak sampai sepuluh menit, semua teman-temannya akan tahu berita tersebut.
13. Sebuah senyuman memberi seribu arti bagi wanita. Jadi jangan senyum sembarangan kepada wanita.
14. Jika kamu menyukai sorang wanita, mulailah dengan persahabatan. Kemudian biarkan dia mengenalmu lebih dalam.
15. Jika seorang wanita memberi seribu satu alasan setiap kali kamu ajak keluar, tinggalkan dia karena dia memang tak berminat denganmu.
16. Tetapi jika dalam waktu yang sama dia menghubungimu atau menunggu panggilan darimu, teruskan usahamu untuk memikatnya.
17. Jangan sesekali menebak apa yang dirasakannya. Tanya dia sendiri!!
18. Setelah sorang gadis jatuh cinta, dia akan sering bertanya-tanya mengapa aku tak bertemu lelaki ini lebih awal.
19. Kalau kamu masih mencari-cari cara yang paling romantis untuk memikat hati seorang gadis, bacalah buku-buku cinta.
20. Bila setiap kali melihat foto bersama,yang pertama dicari oleh wanita ialah siapa yang berdiri di sebelah buah hatinya, kemudian barulah dirinya sendiri.
21. Mantan pacarnya akan selalu ada di pikirannya tetapi lelaki yang dicintainya sekarang akan berada di tempat teristimewa di hatinya!!
22. Satu ucapan ‘Hi’ saja sudah cukup menceriakan harinya.
23. Teman baiknya saja yang tahu apa yang sedang dia rasa dan lalui.
24. Wanita paling benci lelaki yang berbaik-baik dengan mereka semata-mata untuk menggaet kawan mereka yang paling cantik.
25. Cinta berarti kesetiaan, jujur dan kebahagiaan tanpa syarat.
26. Semua wanita menginginkan seorang lelaki yang dicintainya dengan sepenuh hati..
27. Senjata wanita adalah airmata!!
28. Wanita suka jika sesekali orang yang disayanginya memberi surprise buatnya (hadiah, bunga atau sekadar kata-kata romantis). Mereka akan terharu dan merasakan bahwa dirinya dicintai setulus hati. Dengan ini dia tak akan ragu-ragu terhadapmu.
29. Wanita mudah jatuh hati pada lelaki yang perhatian padanya dan baik terhadapnya. So, kalau mau memikat wanita pandai-pandailah…
30. Sebenarnya mudah mengambil hati wanita kerena apa yang dia mau hanyalah perasaan dicintai
sumber : Whiq Raqhayoe
Baca Selengkapnya...
Label: urip
ikhlas
Diposting oleh kitieharjanto di 19.27
Siapa pun yang berupaya
menggembirakan jiwa yang dicintainya,
akan menjadi mampu;
bukan karena dia kuat dan berwenang,
tapi karena Tuhan memampukan
orang yang mendahulukan kebahagiaan orang lain. Anda yang mengutamakan
kebahagiaan keluarga dan sahabat,
sesungguhnya telah menyerahkan
peran pembahagiaan diri Anda
kepada Tuhan.
Itulah ikhlas.
Mario Teguh
Baca Selengkapnya...
Label: Mario Teguh
Kapan saya dewasanya?
Diposting oleh kitieharjanto di 01.41
Pak Mario!
Kapan saya dewasanya?
Begini,
Kedewasaan itu bukan masalah usia
atau pengalaman.
Kedewasaan itu masalah pengendalian diri. Mau bicara yang kasar dan norak; tahan,
pikirkan akibatnya, bayangkan penyesalannya.
Mau marah; tahan dan tunggulah sebentar,
lalu sampaikan harapan Anda dengan sabar.
Selalu, hanya katakan dan lakukan yang baik, ... itu!
Mario Teguh
artikel yg sm
Baca Selengkapnya...
Label: Mario Teguh
Rabu, 16 Maret 2011
marahanmu
Diposting oleh kitieharjanto di 03.19
Adikku yang kukasihi,
Sesungguhnya kemarahanmu itu
karena engkau mengira
bahwa dia merendahkanmu,
yang tak mungkin mampu dilakukannya,
selama engkau dalam perlindungan Tuhan.Maka, maafkanlah.
Memaafkan adalah penyejuk hati yang marah,
penenang pikiran yang mendendam, dan
pelembut tutur kata yang mendidih
dengan niat membalas.
Maafkanlah.
Mario Teguh
Baca Selengkapnya...
Label: Mario Teguh
Selasa, 15 Maret 2011
Harga Sebuah Waktu
Diposting oleh kitieharjanto di 21.09
Ada seorang Abi pulang ke rumah dalam keadaan letih disambut oleh anak lelakinya yang berusia 7 tahun didepan pintu.
Adek : Abi, bloeh tidak adek bertanya?
Abi : Iya...Adek mo tanya apa?
Adek : Berapa pendapantan Abi perjam?
Abi : Itu bukan urusan adek, buat apa Adek menanyakan itu?
Si Abi mulai marah karena merasa lelah.
Adek : Adek tidak tahu Bi. Tolonglah beritahu berapa pendapatan Abi di kantor perjam?
Si Adek mulai merayu.
Abi : Rp 10.000 perjam,emang kenapa?
Adek : Oh..
Si Adek menjawab sambil merunduk ke bawah. Kemudian memandang wajah Abinya sambil bertanya,”Abi..boleh tidak Adek pinjam Rp 5.000 dari Abi?
Si Abi mulai berang dan berkata,”Oh,itu sebabnya kamu tanya berapa pendapatan Abi?! Untuk apa uang sebanyak Rp 5.000? Mau buat beli mainan lagi? Abi kerja capek-capek bukan untuk buang uang sembarangan. Sekarang pergi ke kamar dan tidur, sudah lewat jam tidur nih...”
Adek kecil 7 tahun itu terdiam dan perlahan-lahan melangkah kembali ke kamar tidurnya. Si Abi duduk di atas sofa dan mulai memikirkan mengapa anaknya yang sekecil itu memerlukan uang sebanyak itu.
Kira-kira 2 jam kemudian si Abi kembali tenang dan berpikir, kemungkinan anaknya benar-benar memerlukan uang sebanyak itu sebelumnya.
Dengan perasaan bersalah si Abi melangkah menuju kamar anaknya dan membuka pintu. Didapati anaknya masih belum tidur.
Abi : Kalau kamu betul-betul perlu uang, ni ambil Rp 5.000 ini.
Adek segera terbangun dan tersenyum girang.
Adek : Terima kasih banyak Abi.
Si Adek begitu gembira, kemudian mencari-cari sesuatu di bawah bantalnya dan mengeluarkan lima lembar uang seribuan yang sudah kusut.
Saat dilihat uang itu oleh Abinya, Si Abi kembali marah. “Kenapa kamu minta uang lagi sedangkan kamu sudah ada uang sebanyak itu?Dan darimana kamu dapat uang di bawah bantal sebanayk itu?http://www.blogger.com/img/blank.gif
Si Adek tertunduk tidak berani menjawab menatap wajah Abinya. “Uang ini Adek kumpulkan dari uang saku sekolah yang Abi beri setiap hari. Adek minta lagi 5 ribu dari Abi sebab uang yang Adek punya sekarang tidak cukup”,jawab si Adek perlahan.
“Tidak cukup?Memang mau buat beli apa?”,Si Abi bertanya balik.
“Abi,sekarang Adek sudah punya 10 ribu. Abi ambil uang ini. Adek mau beli satu jam dari waktu kerja Abi. Adek ingin,Abi pulang kerja lebih awal 1 jam besok. Adek kangen mau makan malam sama Abi.” Jawab si Adek tanpa berani menatap wajah Abinya. Terdiam dan hanya merasakan air bening jatuh dari matanya.
sumber
Baca Selengkapnya...
Label: cerita bijak
Minggu, 13 Maret 2011
indahnya dunia
Diposting oleh kitieharjanto di 04.53
q baca dr sni, hmm kyk e patut disebar yar byk yg baca,smoga bs diterapkn.pelan2.amin
Kita tidak perlu bercita-cita membangun kota Jakarta, lebih baik kita bercita-cita tiap orang bisa membangun dirinya sendiri. Paling minimal punya daya tahan pribadi terlebih dahulu. Karenanya sebelum ia memperbaiki keluarga dan lingkungannya minimal dia mengetahui kekurangan dirinya. Jangan sampai kita tidak mengetahui kekurangan sendiri. Jangan sampai kita bersembunyi dibalik jas, dasi dan merk. Jangan sampai kita tidak mempunyai diri kita sendiri. Jadi target awal dari pertemuan kita adalah membuat kita berani jujur kepada diri sendiri. Mengapa demikian?
Sebab seorang bapak tidak bisa memperbaiki keluarganya, kalau ia tidak bisa memperbaiki dirinya sendiri. Jangan mengharap memperbaiki keluarga kalau memperbaiki diri sendiri saja tidak bisa. Bagaimana berani memperbaiki diri, jika tidak mengetahui apa yang mesti diperbaiki.
Kita harus mengawali segalanya dengan egois dahulu, sebab kita tidak bisa memperbaiki orang lain kalau diri sendiri saja tidak terperbaiki. Seorang ustad akan terkesan omong kosong, jika ia berbicara tentang orang lain agar memperbaiki diri sedang ia sendiri tidak benar. Dalam bahasa Al-Qur’an, “Sangat besar kemurkaan Allah terhadap orang berkata yang tidak diperbuatnya”.
Mudah-mudahan seorang ibu yang tersentuh mulai mengajak suaminya. Seorang anak mengajak orang tuanya, di kantor seorang bos yang berusaha memperbaiki diri diperhatikan oleh bawahannya dan membuat mereka tersentuh. Seorang kakek dilihat oleh cucunya kemudian tersentuh.
Mudah-mudahan dengan kegigihan memperbaiki diri nantinya daya tahan rumah mulai membaik. Kalau sudah daya tahan rumah membaik insyaAllah, kita bisa berbuat banyak untuk bangsa kita ini. Mudah-mudahan nanti setiap rumah tangga visinya tentang hidup ini menjadi baik.
Tahap selanjutnya adalah mau dibawa kemana rumah tangga kita ini, apakah mau bermewah-mewahan, mau pamer bangunan dan kendaraan atau rumah tangga kita ini adalah rumah tangga yang punya kepribadian yang nantinya akan menjadi nyaman. Jangan sampai rumah tangga kita ini menjadi rumah tangga yang hubuddunya, karena semua penyakit akarnya dari cinta dunia ini. Orang sekarang menyebutnya materialistis.
Bangsa ini roboh karena pecinta dunianya terlalu banyak. Acara tv membuat kita menjadi yakin bahwa dunia ini alat ukurnya adalah materi. Pelan tapi pasti kita harus mulai mengatakan dunia ini tidak ada apa-apanya. Di dunia ini kita hanya mampir. Dengan konsep yang kita kenal yaitu rumus ‘tukang parkir’. Yang tadinya bangga dengan merk menjadi malu dengan topeng yang dikenakannya. Nanti pelan-pelan akan
menjadi begitu.
Bukannya kita harus hidup miskin. Nanti akan terjadi suasana di rumah tidak goyah, lebih sabar, melihat dunia menjadi tidak ada apa-apanya dan tidak sombong. Lihat kembali rumus ‘tukang parkir’
, ia punya mobil tidak sombong, mobilnya ganti-ganti tidak takabur, diambil satu persatu sampai habis tidak sakit hati. Mengapa ? karena tukang parkir tidak merasa memiliki hanya tertitipi.
Ketika melihat orang kaya biasa saja karena sama saja cuma menumpang di dunia ini jadi tidak menjilat, kepada atasan tidak minder, suasana kantor yang iri dan dengki jadi minimal.
Saudara-saudaraku Sekalian,
Jadi visi kita terhadap dunia ini akan berbeda. Kita tidak bergantung lagi kepada dunia, tidak tamak, tidak licik, tidak serakah. Hidup akan bersahaja dan proporsional.
Sekarang kita sedang krisis, masa ini dapat menjadi momentum karena dengan krisis harga-harga naik, kecemasan orang meningkat, ini kesempatan kita buat berdakwah.
Mau naik berapa saja harganya tidak apa-apa yang penting terbeli. Jika tidak terjangkau jangan beli, yang penting adalah kebutuhan standar tercukupi. Orang yang sengsara bukan tidak cukup tetapi karena kebutuhannya melampaui batas. Padahal Allah menciptakan kita lengkap dengan rezekinya.
Mulai dari buyut kita yang lahir ke dunia tidak punya apa-apa sampai akhir hayatnya masih makan dan dapat tempat berteduh terus. Orang tua kita lahir tidak membawa apa-apa sampai saat ini masih makan terus, berpakaian, dan berteduh. Begitu pula kita sampai hari ini. Hanya saja disaat krisis begini kita harus lebih kreatif. Mustahil Allah menciptakan manusia tanpa rezekinya kita akan bingung menghadapi hidup. Semua orang sudah ada rezekinya.
Dan barangsiapa yang hatinya akrab dengan Allah dan yakin segala sesuatu milik Allah, tiada yang punya selain Allah, kita milik Allah. Kita hanya mahluk dan yang membagi, menahan dan mengambil rezeki adalah Allah. Orang yang yakin seperti itu akan dicukupi oleh Allah.
Jadi kecukupan kita bukan banyak uang, tetapi kecukupan kita itu bergantung dengan keyakinan kita terhadap Allah dan berbanding lurus dengan tingkat tawakal. Allah berjanji “Aku adalah sesuai dengan prasangka hamba-Ku”. Jadi jangan panik. Allah penguasa semesta alam.
Ini kesempatan buat kita untuk mengevaluasi pola hidup kita. Yang membuat kita terjamin adalah ketawakalan. Jadi yang namanya musibah bukan kehilangan uang, bukan kena penyakit, musibah itu adalah hilangnya iman. Dan orang yang cacat adalah yang tidak punya iman, ia gagal dalam hidup karena tidak mengerti mau kemana.
Jadi kita tidak punya alasan untuk panik. Krisis seperti ini ada diman-mana, kita harus kemas agar berguna bagi kita. Kita tidak bisa mengharapkan yang terbaik terjadi pada diri kita, tapi kita bisa kemas agar menjadi yang terbaik bagi diri kita. Kita tidak bisa mengharapkan orang menghormati kita, tapi kita bisa membuat penghinaan orang menjadi yang terbaik bagi diri kita.
Hal pertama yang harus kita jadikan rahasia kecukupan kita adalah ketawakalan kita dan kedua adalah prasangka baik kepada Allah, yang ketiga adalah Lainsakartum laadziddanakum,”Barangsiapa yang pandai mensyukuri nikmat yang ada, Allah akan membuka nikmat lainnya. Jadi jangan takut dengan belum ada, karena yang belum ada itu mesti ada kalau pandai mensyukuri yang telah ada.
Jadi dari pada kita sibuk memikirkan harga barang yang naik lebih baik memikirkan bagaimana mensyukuri yang ada. Karena dengan mensyukuri nikmat yang ada akan menarik nikmat yang lainnya. Jadi nikmat itu sudah tersedia. Jangan berpikir nikmat itu uang. Uang bisa jadi fitnah. Ada orang yang dititipi uang oleh Allah malah bisa sengsara, karena ia jadi mudah berbuat maksiat. Yang namanya nikmat itu adalah sesuatu yang dapat membuat kita dekat dengan Allah. Jadi jangan takut soal besok/lusa, takutlah jika yang ada tidak kita syukuri.
Satu contoh hal yang disebut kurang syukur dalam hidup itu adalah kalau hidup kita itu Ishro yaitu berlebihan, boros, dan bermewah-mewahan. Hati-hati yang suka hidup mewah, yang senang kepada merk itu adalah kufur nikmat. Mengapa? Karena setiap Allah memberi uang itu ada hitungannya. Mereka yang terbiasa glamour, hidup mewah, yang senang kepada merk termasuk yang akan menderita karena hidupnya akan biaya tinggi. Pasti merk itu akan berubah-ubah tidak akan terus sama dalam dua puluh tahun. Harus siap-siap menderita karena akan mengeluarkan uang banyak utnuk mengejar kemewahannya, untuk menjaganya dan untuk perawatannya.
Dia juga akan disiksa oleh kotor hati yaitu riya’. Makin mahal tingkat pamernya makin tinggi. Dan pamer itu membutuhkan pikiran lebih, lelah dan tegang karena rampok akan berminat. Inginnya diperlihatkan tapi takut dirampok jadinya pening. Makin tinggi keinginan pamer makin orang lain menjadi iri/dengki. Pokoknya kalau kita terbiasa hidup mewah resikonya tinggi. Ketentraman tidak terasa. Hal yang bagus itu adalah yang disebut syukur yaitu hidup bersahaja atau proporsional. Kalau Amirul Mukminin hidupnya sangat sederhana, kalau seperti kita ini hidup bersahaja saja, biaya dan perawatan akan murah.
Kalau kita terbiasa hidup bersahaja peluang riyanya kecil. Tidak ada yang perlu dipamerkan. Bersahaja tidak membuat orang iri. Dan anehnya orang yang bersahaja itu punya daya pikat tersendiri. Pejabat yang bersahaja akan menjadi pembicaraan yang baik. Artis yang sholeh dan bersahaja selalu bikin decak kagum. Ulama yang bersahaja itu juga membuat simpati.
Juga harus hati-hati kita sudah capai-capai hidup glamor belum tentu dipuji bahkan saat sekarang ini akan dicurigai.Yang paling penting sekarang ini kita nikmati budaya syukur dengan hidup proporsional.
Jangan capai dengan gengsi, hal itu akan membuat kita binasa. Miliki kekayaan pada pribadi kita bukan pada topeng kita. Percayalah rekan-rekan sekalian kita akan menikmati hidup ini jika kita hidup proporsional.
Nabi Muhammad SAW tidak memiliki singgasana, istana bahkan tanda jasa sekalipun hanya memakai surban Tetapi tidak berkurang kemuliaanya sedikitpun sampai sekarang. Ada orang kaya dapat mempergunakan kekayaannya. Dia bisa beruntung jika ia rendah hati dan dermawan. Tapi ia bisa menjadi hina gara-gara pelit dan sombong. Ada orang sederhana ingin kelihatan kaya inilah yang akan menderita. Segala sesuatu dikenakan, segalanya dicicil, dikredit. Ada juga orang sederhana tapi dia menjadi mulai karena tidak meminta-minta, jadi terjaga harga dirinya. Dan ada orang yang mampu dan ia menahan dirinya ini akan menjadi mulia.
Mulai sekarang tidak perlu tergiur untuk membeli yang mahal-mahal, yang bermerk. Supermarket, mal dan sebagainya itu sebenarnya tidak menjual barang-barang primer. Allah Maha Menyaksikan.
Apa yang dianjurkan Islam adalah jangan sampai mubadzir. Rasul SAW itu kalau makan sampai nasi yang terakhir juga dimakan, karena siapa tahu disitulah barokahnya. Kalau kita ke undangan pesta jangan mengambil makanan berlebihan. Ini sangat tidak islami. Memang kita enak saja rasanya tapi demi Allah itu pasti dituntut oleh Allah. Dan itu mempengaruhi struktur rezeki kita, karena kita sudah kufur nikmat. Kita harus bisa mempertanggungjawabkan setiap perbuatan kita karena tidak ada yang kecil dimata Allah. Tidak ada pemborosan karena semua dihitung oleh Allah.
Contohnya mandi, kalau bisa bersih dengan lima sampai tujuh gayung tapi mengapa harus dua puluh gayung. Kita mampu beli air tetapi bukan untuk boros. Ini penting kalau ingin barokah rezekinya, hematlah kuncinya.
Kalau merokok biaya yang kita keluarkan adalah besar hanya untuk membuang asap dari mulut kita. Jangan cari alasan. Seharusnya sudah saatnya berhenti merokok. Cobalah ingat ini uang milik Allah.
Kemudian sabun mandi, jangan memakai sesuka kita, takarlah atau kalau perlu pakai sabun batangan. Kenapa kalau kita bisa hemat tidak kita lakukan. Uang penghematan kita bisa gunakan untuk sedekah atau menolong orang yang lebih membutuhkan. Sedekah itu tidak akan mengurangi harta kita kecuali bertambah dan bertambah.
Ini pelajaran supaya hidup kita dijamin oleh Allah. Kita tidak bisa terjamin oleh harta/tabungan, kalau Allah ingin membuat penyakit seharga dua kali tabungan kita sangat gampang bagi Allah. Tidak ada yang dapat menjamin kita kecuali Allah oleh karena itu jangan merasa aman dengan punya tabungan, tanah, dan warisan. Dengan gampang Allah dapat mengambil itu semua tanpa terhalang. Aman itu justru kalau kita bisa dekat dengan Allah. Mati-matian kita jaga kesehatan, kalau Allah inginkan lain gampang saja. Semua harta tidak bisa kita nikmati, tetapi kalau Allah melindungi kita Insya Allah.
Marilah hidup hemat, tetapi hemat bukan berarti pelit. Proporsional atau adil adalah puncak dari ahlak Contohnya HP, kalau tidak terlalu perlu jual saja lagi. Janganlah dimiliki kalau hanya untuk gaya saja. Penghematan akan mengundang barokah inilah yang disebut syukur nikmat. Tujuan bukan mencari uangnya tetapi mempertanggung jawabkan setiap rupiah yang Allah titipkan.
Hal lain yang membuat barokah adalah jika kita dapat mendayagunakan semua barang-barang kita. Di gudang kita pasti banyak barang yang tidak kita pakai tetapi sayang untuk dibuang. Coba lihat lemari pakaian kita banyak baju-baju lama, begitu juga sepatu-sepatu lama kita. Keluarkanlah barang-barang yang tidak berharga tersebut.
Misalkan dirumah kita ada panci yang sudah rongsokan, jika kita keluarkan ternyata merupakan panci idaman bagi orang lain. Di rumah kita tidak terpakai tetapi jika dipakai orang lain dengan kelapangannya dan mengeluarkan doa bisa jadi itulah yang membuat kita terjamin.
Kalau kita ikhlas, demi Allah itu lebih menjamin rezeki kita daripada tidak terpakai di rumah. Setiap barang-barang yang tidak bermanfaat tetapi bermanfaat bagi orang lain itulah pengundang rezeki kita. Bersihkan rumah kita dari barang-barang yang tidak berguna. Lebih baik rusak digunakan orang lain daripada rusak dibiarkan di rumah, itu akan barokah rezekinya.
Ini kalau kita ingin terjamin, namanya teori barokah. Kita tidak akan terjamin dengan teori ekonomi manapun. Sudah berapa banyak sarjana ekonomi yang dihasilkan oleh universitas di negeri ini tetapi Indonesia masih saja babak belur.
Rumusnya pertama adalah bersahaja, kedua adalah total hemat, ketiga adalah keluarkan yang tidak bermanfaat, yang keempat adalah setiap kita mengeluarkan uang harus menolong orang lain atau manfaat.
Kalau mau belanja niatkan jangan hanya mencari barang tetapi juga menolong orang. Belilah barang di warung pengusaha kecil yang dapat menolong omzetnya. Hati-hati dengan menawar, pilihannya kalau itu merupakan hal yang adil. Jangan bangga kalau kita berhasil menawar. Nabi Muhammad SAW bahkan kalau beli barang dilebihkan uangnya dari harga barang yang sebenarnya. Tidak akan berkurang harta dengan menolong orang. Jangan memilih barang-barang yang bagus semua pilihlah yang jeleknya sebagian. Kita itu untung jika membuat sebanyak mungkin orang lain untung. Jangan jadi bangga ketika kita sendiri untung orang lain tidak.
Jika kita jadi pengusaha, kita jadi kaya ketika karyawannya diperas tenaganya, gajinya hanya pas buat makan, sedang kita berfoya-foya, demi Allah kita akan rugi. Pengusaha Islam sejati tidak akan berfoya-foya, ia akan menikmati karyawannya sejahtera. Sehingga tidak timbul iri, yang ada adalah cinta. Cinta membuat kinerja lebih bagus, perusahaan lebih sehat. Kalau kapitalis, pengusahanya bermewah-mewah ketika bawahannya menderita. Jadi timbul dendam dan iri setiap ada kesempatan akan marah seperti yang terjadi di Bandung kemarin. Tetapi kalau kita senang mensejahterakan mereka, anaknya kita sekolahkan. Dia merasa puas dan itulah namanya keuntungan.
Jadi mulai sekarang setiap membelanjakan uang harus menolong orang, membangun ekonomi umat. Jadi setiap keluar harus multi manfaat bukan hanya dapat barang. Dengan membeli barang di warung kecil mungkin uangnya untuk menyekolahkan anaknya, membeli sejadah, membeli mukena, Subhanallah.
Saudara-saudaraku Sekalian,
Jadi krisis seperti ini akan berdampak positif kalau kita bisa mengemasnya dengan baik. Nantinya ketika strategi rumah kita sudah bersahaja, kehidupan kita jadi efisien, anak-anak terbiasa hidup hemat, kita di rumah tidak mempunyai beban dengan banyaknya barang.
Barang yang ada di rumah harus ada nilai tambahnya, bukan biaya tambah. Setiap blender harus ada nilai produktifnya misalnya untuk membuat jus kemudian dijual, pasti barokah. Bukannya membuat biaya tambah karena harus diurus, dirawat dan membutuhkan pengamanan, barang yang seperti ini tidak boleh ada di rumah kita. Rezeki kita pasti ada tinggal kita kreatif saja. Tidak perlu panik Allah Maha Kaya.
Sebagai amalan lainnya, dalam situasi sesulit apapun tetaplah menolong orang lain karena setiap kita menolong orang lain kita pasti ditolong oleh Allah. Jika makin pahit, makin getir harus makin produktif bagi orang lain. Baik sukses maupun tidak tetap lakukan dimanapun kita berada. Ketika kita sedanhttp://www.blogger.com/img/blank.gifg berjalan kaki, kemudian ada mobil yang hendak parkir bisa kita beri aba-aba. Ketika kita menyetir mobil ada yang mau menyebrang, dahulukan saja, kita tidak tahu apa yang akan menimpa kita esok hari. Ketika kita sedang mengantri ada orang yang memotong, berhentilah sebentar, dengan mengalah berhenti barang lima menit tetapi membuat banyak orang bahagia.
Jadi insya Allah kalau hati kita sudah berbenah baik, krisis ini akan lebih membuat hidup kita lurus. Hidup ini tidak akan kemana-mana kecuali menunggu mati. Latihlah supaya kita sadar bahwa kita pasti mati tidak membawa apa-apa. Kita hanya mampir sebentar di dunia ini.
Alhamdulilahirobil’alamin
sumber : http://mediamuslim.wordpress.com/2009/10/25/indahnya-hidup-bersahaja-indahnya-dunia/
Baca Selengkapnya...
Label: cerita bijak, urip
wanita muslimah
Diposting oleh kitieharjanto di 03.12
Pakaian wanita muslimah :
1. Meliputi seluruh badan selain yang dikecualikan
2. Bukan sebagai hiasan
3. Kainnya tidak transparan
4. Harus longgar (tidak ketat) sehingga tidak dapat menggambarkan sesuatu dari tubuhnya
5. Tidak diberi wewangian atau parfum
6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki
7. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir
8. Bukan pakaian syuhrah (utk mencari popularitas)
ket. lbh baca http://mediamuslim.wordpress.com/2007/02/12/jilbab-wanita-muslimah/
Baca Selengkapnya...
Label: campur, cerita bijak, urip
Kamis, 10 Maret 2011
Sebuah Kisah Indahnya Istri Shalihah
Diposting oleh kitieharjanto di 22.03
“..maka wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Alloh lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena itu Alloh telah memlihara(mereka).”(An-Nisa’:34)
Rumah tangga bahagia?Wah siapa yang tak kepingin?ini sebuah kisah perjalanan rumah tangga seorang istri yang mencintai suaminya semata-mata karena cintanya kepada Alloh.
Hari itu merupakan hari bahagiaku,alhamdulillah,aku telah menyempurnakan separuh dienku : Menikah. Aku benar-benar bahagia sehingga tak lupa setiap sepertiga malam terakhir aku mengucap puji syukur kepada-Nya.
Hari demi hari pun aku lalui dengan kebahagiaan bersama istri tercintaku. Aku tidak menyangka, begitu sayangnya Alloh Subhanahu wa ta’ala kepadaku dengan memberikan seorang pendamping yang setiap waktu selalu mengingatkanku ketika aku lalai kepada-Nya.
Yang lebih bersyukur lagi,hatiku terasa tenteram ketika harus meniggalkan istri untuk bekerja. Saat pergi dan pulang kerja, senyuman indahnya selalu menyambutku sebelum aku berucap salam. Bahkan, sampai saat ini aku belum bisa mendahului ucapan salamnya kaena selalu terdahului olehnya.
Sekalipun usianya lebih tua dariku belum pernah dia berkata lebih keras daripada perkataanku. Setiap yang aku perintahkan, selalu dituruti dengan senyuman indahnya.
Sempat aku mencobanya memerintah berbohong dengan mengatakan kalau nanti ada yang mencariku, katakanlah aku tidak ada. Mendengar itu istriku menangis seraya berujar”Apakah Aa’(Kakanda) tega membiarkan aku berada di neraka karena perbuatan ini.?”
Aku pun tersenyum, lalu kukatakan bahwa itu hanya ingin mencoba keimanannya. Mendengar itu, langsung saja aku mendapat cubitan kecil darinya dan kamipun tertawa.
Sungguh ini adalah kebahagiaan yang teramat sangat sehingga jika aku harus menggambarkannya,aku tak akan bisa. Dan sangat benar apa yang dikatakan Rasululloh shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, “dunia hanyalah kesenagan sementara dan tidak ada kesenangan dunia yang lebih baik daripada istri yang shalihah.(Riwayat An-Nasa’i dan Ibnu Majah)
Hari terus berganti dan tak terasa usia pernikahan kami sudah lima bulan, Masya Alloh.
Suatu malam istriku menangis terseduh-seduh, sehingga membangunkanku yang tengah tertidur. Merasa heran, aku pun bertanya kenapa dia menagis malam-malam begini.
Istriku hanya diam tertunduk dan masih dalam isakan tangisnya. Aku peluk erat dan aku belai rambutnya yang hitam pekat. Aku coba bertanya sekali lagi,apa penyebabnya?Setahuku,istriku Cuma menangis ketika dalam keadaan shalat malam, tidak seperti malam itu.
Akhirnya dengan berat hati istriku menceritakan penyebabnya. Astagfirullah, Alhamdulillah, aku terperanjat dan juga bahagia mendengar alasanya menagis. Istriku bilang dia sedang hamil tiga bulan dan malam itu lagi ngidam. Dia ingin makan mie ayam kesukaannya tapi takut aku marah jika permohonannya itu diutarakan. Terlebih malam-malam begini dia tidak mau merepotkan kau.
Demi istriku tersayang malam itu aku bergegas mencari mie ayam kesukaannya. Alhamdulillah walau harus memerlukan waktu yang lama dan harus mengiba kepada tukang mie(karena sudah tutup) akhirnya aku pun mendapatkannya.
Awalnya, tukang mie enggan memenuhi permintaanku. Namun setelah aku menceritakan apa yang terjadi, tukang mie itupun tersenyum dan langsung menuju dapurnya. Tak lama kemudian memberikan bingkisan kecil berisi mie ayam permintaan istriku.
Ketika aku hendak membayar, dengan santun tukang mie tersebut berujar,”Nak,simpanlah uang itu buat anakmu kelak karena malam ini bapak merasa bahagia bisa menolong kamu. Sungguh pembalasan dari alloh lebih aku utamakan.
Aku terenyuh, Begitu ikhlasnya si penjual mie itu. Setelah mengucapkan syukur dan tak lupa berterima kasih,aku pamit. Aku lihat senyumnya mengantar kepergianku.
Alhamdulillah, kata istriku ketika aku ceritakan begitu baiknya tukang mie itu. “Alloh begitu sayang kepada kita dan ini harus kita syukuri, sungguh Alloh akan menggantinya dengan pahala berlipat apa yang kita dahttp://www.blogger.com/img/blank.gifn bapak itu lakukan malam ini.”Katanya, Aku pun mengaminkannya.
smoga kita bs.amin
sumber: http://www.facebook.com/notes/aris-suryanto/sebuah-kisah-indahnya-istri-shalihah/188748727831240
http://detak17sweetbggt.blogspot.com/2011/03/sebuah-kisah-indahnya-istri-shalihah.html
Baca Selengkapnya...
Label: cerita bijak, kitieHarjanto
tanggungjawab
Diposting oleh kitieharjanto di 20.18
Sahabat saya yang sedang membangun
kehidupan yang baik,
Sekarang atau nanti,
kita semua pasti pasti diminta
mempertanggung-jawabkan penggunaan usia kita.Kita akan selalu dibandingkan dengan mereka
yang lebih muda dan yang kurang beruntung
daripada kita, tapi berhasil menjadikan
diri mereka sendiri hebat, sejahtera, dan anggun.
Tidak semua orang menjadi sebagaimana
dia seharusnya bisa menjadi.
Mario Teguh
Baca Selengkapnya...
Label: Mario Teguh
Rabu, 09 Maret 2011
pagi ini
Diposting oleh kitieharjanto di 17.59
Tuhanku Yang Maha Kaya
dan Maha Pemurah,
Aku mohon pagi ini
Engkau membesarkan hatiku,
agar mudah kutampung harapanku
bagi terjadinya keajaiban yang
meneroboskan hidupku,untuk keluar dari kerata-rataan hidup,
menuju hubungan yang indah
dengan sesamaku,
yang penuh kegembiraan
dalam pekerjaan jujur
yang saling menyejahterakan
satu sama lain.
Hari ini, ya Tuhanku,
mudahkanlah tangan kami
menyentuh rezeki.
Aamiin
Baca Selengkapnya...
Label: Mario Teguh
Kagum by Esa
Diposting oleh kitieharjanto di 00.48
kau yg sederhana jiwamu tegar ketenangan
di dlm setiap sikapmu
seakan tanpa emosi smua itu
mengalir bagai air yg menyejukkan wajahmu rupawan di balut senyum monalisa
wajahmu menawan semua orang akan kagum kepadamu
diriku jg menaruh hati hanya utk kamu
diriku tergambar oleh ikatan tali kasihmu
to. Setyawan Harjanto
Baca Selengkapnya...
Label: kitieHarjanto
Tidak ada yang suci
Diposting oleh kitieharjanto di 00.40
Hati adalah tujuan pemuliaan,
sebagaimana ia juga obyek perusakan.
Sesuci-sucinya hati, akan menjadi kotor
jika ia tidak dipelihara dan dibiarkan
bereaksi buruk terhadap fitnah.Sekusam-kusamnya hati, akan memulia,
jika ia bereaksi terhadap fitnah dengan penuh kasih,
dan menyambut kebaikan dengan penuh syukur.
Tidak ada di antara kita yang suci.
Tapi, berupaya mensucikan diri itu indah.
Mario Teguh
Baca Selengkapnya...
Label: Mario Teguh
Selasa, 08 Maret 2011
masa depan
Diposting oleh kitieharjanto di 22.05
Pak Mario, aku memang masih muda,
tapi aku ingin sekali segera matang
dan jelas mengenai apa yang harus
kulakukan untuk kebaikan masa depanku.
Adik muda yang super,
Dari cara Anda menulis,
siapa pun bisa melihat bahwa
Anda bukan orang muda biasa.
http://www.blogger.com/img/blank.gif
Bahasa adalah pembeda kelas.
Kesungguhan untuk memperbaiki bahasa,
adalah tanda keseriusan untuk naik kelas.
I am with you, all the way up!
Mario Teguh
sama http://detak17sweetbggt.blogspot.com/2011/03/masa-depan.html
Baca Selengkapnya...
Label: Mario Teguh
Kebahagiaan adalah keseimbangan
Diposting oleh kitieharjanto di 18.38
Wajar bagi siapa pun
untuk mengeluhkan hidup
yang tak sesuai harapan.
Yang tidak wajar adalah
mengeluhkan hidup tanpa bersedia
melakukan penyesuaian sikap dan cara.Kehidupan ini diwakili oleh manusia.
Jika kita tidak membangun kualitas
yang bisa mereka hargai,
kehidupan ini akan menghargai kita murah.
Kebahagiaan adalah keseimbangan.
Tidak ada keseimbangan yang bisa dicapai
tanpa penyesuaian.
Mario Teguh
Baca Selengkapnya...
Label: Mario Teguh
Senin, 07 Maret 2011
kebahagiaan
Diposting oleh kitieharjanto di 21.12
Kita sering mengejar kebahagiaan
dengan cara menelantarkan sumber kebahagiaan.
Berapa banyak suami yang bekerja
meninggalkan istri,
berlama-lama mengejar uang,
menyia-nyiakan keremajaan dan kecantikan istrinya,
dan hanya pulang mengeluhkan istrinya
yang sudah menua dan tak semenarik dulu?Hari ini, dan untuk selama kita hidup,
marilah kita muliakan wanita pengindah kehidupan kita.
Mario Teguh
Baca Selengkapnya...
Label: Mario Teguh
cita-cita
Diposting oleh kitieharjanto di 19.46
Tidak ada cita-cita yang terlalu tinggi.
Yang ada adalah upaya yang tidak sesuai
bagi besarnya cita-cita.
Maka apa pun yang Anda impikan,
sesuaikanlah kesungguhan Anda untuk
berupaya yang memungkinkan
pencapaiannya.
Takut gagal adalah awal dari kegagalan.
Ingin berhasil, adalah perasaan yang
harus Anda besarkan untuk mentenagai
upaya Anda.
Ini hidup Anda. Berhasilkan.
Mario Teguh – Loving you all as always
Baca Selengkapnya...
Label: Mario Teguh
Minggu, 06 Maret 2011
jati diri
Diposting oleh kitieharjanto di 20.56
Pak Mario
bagaimana caranya menemukan jati diriku?
Adik yang hatinya baik,
Aku dulu juga kebingungan
mengenai siapa sebenarnya aku.
Tapi, di usia 17 tahun
aku berhenti bertanya, dan
aku TETAPKAN ciri pribadiku sendiri,
yang aku tumbuhkan menjadi kesejatian diriku:
1. Aku setia kepada yang benar
2. Aku penuh hormat
3. Aku bersungguh-sungguh
Tiga sifat itu, sekarang menjadi 3 nilai inti MTSC hari ini.
Mario Teguh
Baca Selengkapnya...
Label: Mario Teguh
Selasa, 01 Maret 2011
aku bukan dirinya by kunci
Diposting oleh kitieharjanto di 21.34
diriku tak akn bs jd yg kau mau
jd yg kau inginkn
dirimulah yg trbaik bagiku slama ini
namun tak kau fahami
ku bukan manusia yg mdh tuk kau ubah
mengertilah, maafkanlah
sudah waktunya dirimu tinggalkanlah aku
lupakanlah diriku
dan akn mudah kau dapatkan smua mimpi indahmu dan kayalan cintamu
aku bukan manusia yg mdh tuk kau ubah
mengertilah, maafkanlah
ku bkn dirinya yg slalu kau impikan mengertilah maafkanlah
sudah waktunya diriku lupakan dirimu
lepaskan dirimu
Baca Selengkapnya...
Label: lirik
Mencintai Karena_Nya
Diposting oleh kitieharjanto di 19.57
Saudaraku, taukah engkau bagaimana rasanya berteman dengan orang-orang shaleh ?
Mereka berjalan dengan bajunya yang menjuntai panjang,dan hijabnya yang menutupi dada.
Kaki-kaki mereka tiada lelah untuk hadir dalam majelis-majelis ilmu. Wajah mereka yang terbasuh air wudhu, selalu memancarkan senyum tulus, dan sambutan yang hangat. Kau tak akan mendapatkan mata yang sinis, mata yang iri atau tatapan yang merendahkan.Mereka akan merunduk bersamamu bila kau merunduk, dan mensupportmu berdiri, bila kau berdiri. Kesuksesanmu adalah kesuksesan mereka, kesedihanmu adalah kesedihan mereka, kemunduranmu adalah perkerjaan mereka.
Berkumpul bersama mereka, tak akan kau dapatkan sindiran menyakitkan, atau ringkikan tawa yang berlebihan. Semuanya seakan dalam jalur yang terjaga.
Didalamnya, engkau akan merasa dihargai dan belajar menghargai orang lain.
Engkau akan merasa malu saat merasa bangga akan diri sendiri, karena mereka memperlihatkanmu nilai tingi kerendahan hati. Dan orang yang terlihat paling bersahaja sikapnya diantara merekalah yang paling tinggi ilmunya diantara mereka.
Persahabatan yang jujur, yang menerima dirimu apa adanya. Yang akan mendampingimu berjalan tertatih-tatih menuju pintu hidayahNya. Engkau akan melihat mereka berkorban untuk satu sama lain. Menyulap pengorbanan menjadi kebahagiaan, keterbatasan materi menjadi kekayaan, dan waktu menjadi sesuatu yang sangat berharga.
Mulut-mulut mereka melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an, perbincangan hangat yang engkau tangkap banyak ilmu daripadanya, jauh dari kesia-siaan, perdebatan, apalagi kedendaman.
Mereka adalah orang-orang yang menjaga shalatnya, menjaga As sunnah, lembut perangainya, namun tegas dalam menegakkan kebenaran. Mereka adalah orang-orang yang menangis saat Al Qur’an di bacakan.
Saat kau meminta pendapat tentang masalahmu pada teman-temanmu, biasanya kau akan mendapatkan dukungan buta dari mereka. Mereka akan selalu membelamu, dipihakmu. Namun tidak disini, yang akan kau dapatkan hanyalah kebenaran.
Adakah teman yang lebih baik selain teman yang mengatakan kebenaran untuk kebaikan kita ? Adakah teman yang lebih baik selain teman yang mencintai kita hanya karena Allah semata ?
Suatu hadits dari Umar bin Al-Khathab, bahwa Rasulullah saw. bersabda: Allah mempunyai hamba-hamba yang bukan nabi dan bukan syuhada, tapi para nabi dan syuhada tertarik oleh kedudukan mereka di sisi Allah. Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, siapa mereka dan bagaimana amal mereka? Semoga saja kami bisa mencintai mereka.”
Rasulullah saw. bersabda, “Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai dengan karunia dari Allah. Mereka tidak memiliki hubungan nasab ( kekeluargaan ) dan tidak memiliki harta yang mereka kelola bersama.
Demi Allah keberadaan mereka adalah cahaya dan mereka kelak akan ada di atas mimbar-mimbar dari cahaya. Mereka tidak merasa takut ketika banyak manusia merasa takut. Mereka tidak bersedih ketika banyak manusia bersedih.” Kemudian Rasulullah saw. membacakan firman Allah:
"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (TQS. Yunus [10]: 62).
Pertengahan pagi di waktu Dhuha itu, kami duduk melingkar dengan terobosan sinar matahari dari celah jendela. Al Qur’an dilantunkan,taushiyahpun di berikan. Kutatap wajah-wajah tenang yang menunggu siraman hati, agar bersih hati kami, dalam ukhuwah yang telah Kau anugerahkan.
Sahabat, kau bagaikan satu banding seribu. Aku belahttp://www.blogger.com/img/blank.gifjar dari setiap satu darimu. Tak henti ku bersyukur kepada Allah Yang telah mengenalkanmu semua padaku. Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah hanya kepadaMu, bersatu dalam rangka menyeru-Mu, dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka kuatkanlah pertaliannya, ya Allah, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukanlah jalannya, dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak akan pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-Mu,hidupkanlah dengan marifah-Mu, matikanlah dalam kedaan syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Amin.
http://www.eramuslim.com/oase-iman/nuniek-miyasaka-mencintai-karena-allah.htm
sumber : http://www.facebook.com/notes/aris-suryanto/mencintai-karena-alloh/186744418031671
Baca Selengkapnya...
Label: campur